Selasa, 30 Agustus 2016

Prosedur Pemberia ASI

Pemerintah mengeluarkan peraturan yang memungkinkan dilakukannya donor ASI, khusus bagi Ibu yang tidak bisa memberikan ASI kepada bayi dikarenakan kendala tertentu. Oleh karena itu untuk donor tersebut dibutuhkan beberapa prosedur pendonoran ASI, yaitu :
Prosedur Ideal

  • Praktik pemberian ASI di Indonesia masih sederhana tidk seperti dilakukan di negara maju. Di negara maju donor ASI diatur oleh lembaga yang disebut Bank ASI.
  • Calon pendonor ASI diperiksa kesehatannya dan dipastikan bebas penyakit berbahaya.
  • ASI donor akan dipasteurisasi atau mengalami proses pemanasan pada suhu rendah (62,5-63 derajat Celcius) selama 30 menit untuk mematikan virus dan bakteri berbahaya, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan CMV (Citomegalovirus).
  • ASI disimpan dalam freezerdengan suhu minimal minus 20 derajat Celcius untuk memastikan komposisi ASI tidak mengalami perubahan.
 Tahapan Prosedur Pendonor ASI
Tahapan Penapisan Awal
  • Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
  • Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
  • Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih
  • Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
  • Tidak mengkonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi. Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI
  • Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
  • Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol
Tahapan Penapisan Lanjutan
  • Harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur)
  • Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
  • Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan
Cara penympanan ASI Donor
  • Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca (sisa selai) 450 ml.
  • Tutup wadah kaca dan letakkan ke dalam panci aluminium 1 liter
  • Tuangkan air mendidih 450ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
  • Dapat diletakkan pemberat diatas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
  • Pindahkan susu, dinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Flash Heating
  • Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca 450 ml
  • Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating
  • Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
  • Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
  • Didihkan air, bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
  • Dinginkan ASI, berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Mutu dan Keamanan ASI
Mutu dan keamanan ASI meliputi kebersihan, cara penyimpanan, pemberian, dan pemerahan ASI:
  • Calon pendonor ASI harus mendapatkan pelatihan tentang kebersihan, cara memerah, dan menyimpan ASI
  • Sebelum memerah ASI, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, kemudian keringkan dengan handuk bersih
  • ASI diperah di tempat bersih. Bila menggunakan pompa, gunakan yang bagiannya mudah dibersihkan. Pompa ASI tipe balon karet berisiko terkontaminasi.
  • ASI perah harus disimpan pada tempat tertutup, botol kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, botol bayi gelas atau plastik standar (perhatikan tata cara penyimpanan ASI). Sumber :  http://gizitinggi.org/prosedur-donor-asi.html

0 komentar:

Posting Komentar